8 Manfaat Berteman Dengan Orang Saleh

Table of Contents

SejatinyaJomblo - Tentu, ada banyak sekali manfaat berteman dengan orang-orang saleh (baik agamanya dan akhlaknya), terutama dalam pandangan Islam. Sebuah pepatah Arab mengatakan, "Teman itu laksana penjual minyak wangi, yang meskipun kau tidak membeli, tetap saja kau akan mendapat harumnya." (Makna hadis riwayat Bukhari dan Muslim). Singkatnya, berteman dengan orang saleh adalah salah satu nikmat besar setelah nikmat Islam itu sendiri, karena ia adalah jalan untuk menjaga keistiqomahan di jalan Allah.


Berkumpul dengan Teman Saleha/Shutterstock


Rasulullah {shallallahu 'alaihi wasallam} bersabda, "Seseorang itu bersama orang yang dicintainya." (HR. Bukhari dan Muslim). Jika Anda mencintai dan berteman dengan orang saleh karena Allah, semoga kelak akan dikumpulkan bersama mereka di surga.

10 Manfaat Berteman Dengan Orang Saleh

Berteman dengan orang-orang shaleh bukan hanya menghadirkan suasana kebaikan, tetapi juga menjadi wasilah perubahan hati dan akhlak. Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Ighatsatul Lahfan menjelaskan, bermajelis dengan orang saleh dapat mengubah kita dalam enam perkara besar. Lalu apa sajakah dari ke 8 manfaat berteman dengan orang saleh? Mari kita simak bersama dalam kutipan berikut ini.


1. Mendapatkan Doa Kebaikan

Memiliki teman berarti indah sekali bila selalu mengiatkan kepada suatu hal yang positif dan mengajak shalat ketika adzan sudah berkumandang. Disamping itu pula bila berteman dengan orang saleh tentu akan membawa kebaikan. Kebaikan tersendiri bisa jadi dari kesenjangan sosial atau kecemburuan tentu membawakan hal kebaikan untuk mendorong agar senantiasa bertaqwa kepada Allah swt. Teman yang saleh akan mendoakan Anda dalam kebaikan, bahkan tanpa Anda ketahui.

2. Kita Yakin Tanpa Ragu Untuk Kerja


Ilustrasi Tanpa Ragu/Shutterstock


Dari melihat sosok teman yang bekerja merantau setiap kali pulang untuk mengunjungi keluarganya ketika pulang lagi perjalannya dengan menggunakan kereta api karena itu memang jauh. Dari sosoknya melihat keyakinan mereka dalam menjalani sunnah, kesabaran mereka atas ujian, dan semangat mereka dalam ibadah menjadi cermin dan motivasi.

3. Dari Riya’ Menjadi Ikhlas

Riya’, atau ingin dipuji manusia, adalah penyakit hati yang halus dan berbahaya. Duduk bersama orang shaleh mengajarkan kita keikhlasan: mereka beramal diam-diam, menangis saat sujud tanpa diketahui orang lain, dan tidak peduli akan penilaian manusia.

Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah pernah berkata: “Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’, beramal karena manusia adalah syirik, sedangkan ikhlas adalah ketika Allah menyelamatkanmu dari keduanya.”

Dengan berteman dengan orang yang ikhlas, kita belajar untuk lebih memerhatikan pandangan Allah, bukan manusia.

4. Menguatkan Iman dan Keyakinan

Berteman meang baik bila mengingatkan untuk setiap momen bertemu dan tidak perlu memiliki rasa iri hati ketika teman anda yang sudah bekerja merantau sedangkan anda memang belum mendapatkan kerjaan yang tetap. Belajar dari sosoknya untuk berteman tanpa ragu yang penting memiliki iman tidak lagi membicarakan keluh kesan yang akan membuat anda terpuruk untuk melewati masa kesulitan anda yang memang harus tabah. Kedekatan dengan mereka anta sahabat pula agar dapat mengokohkan hati saat Anda merasa ragu atau futur (lemah semangat).

5. Belajar Keikhlasan dan Ketawadhuan

Anda akan belajar untuk lebih memperhatikan pandangan Allah daripada pandangan manusia (ikhlas), serta menjauhi kesombongan. Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan: “Sahabat-sahabatku lebih aku cintai daripada keluargaku sendiri, karena sahabatku mengingatkanku kepada akhirat, sedangkan keluargaku lebih sering mengingatkanku kepada dunia.”

6. Menghidupkan Hati

Pandangan seorang mukmin kepada mukmin yang lain dikatakan dapat mengilapkan hati. Dari sini, hati kita yang awalnya terpaut pada kesenangan fana mulai berpaling kepada kampung akhirat yang kekal.


Berteman Dengan Orang Salehah/Shutterstock


Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Hati yang cinta dunia tidak akan pernah merasakan manisnya ibadah.”

Teman shaleh membantu kita mengingat bahwa dunia hanyalah ladang untuk beramal, bukan tempat tinggal selamanya.

7. Dari Niat Jahat Menjadi Niat untuk Menasihati

Bersama orang shaleh, kita dididik untuk selalu menginginkan kebaikan bagi orang lain, bukan menjatuhkan atau merendahkan. Mereka lebih suka memberi nasihat dengan kasih sayang daripada mencela.

Ibnu Rajab rahimahullah berkata: “Orang mukmin sejati selalu menutupi aib saudaranya dan menasihati dengan lembut.”

8. Saling Menasihati dan Menutupi Aib

Mereka akan menasihati dengan kasih sayang saat Anda salah dan berusaha menutupi aib Anda.

Sejatinya Jomblo Prasetio Budi Guno

Post a Comment

Iklan Scroll Untuk Melanjutkan
Iklan Scroll Untuk Melanjutkan
Advertisement